Kamis, 18 November 2010

Kalkulator Sederhana Dengan Delphi

Kalkulator sederhana ini dibuat menggunakan radio button yang sebagai menu pilhan dalam permrosesan angka. Penjumlahan yang dilakukan hanya menggunakan dua buah nilai, ketika anda ingin menjumlahkan tiga buah nilai tulis dahulu hasil dari penjumlahan nilai tersebut kedalam kotak nilai satu selanjutnya lakukan proses penghitungan yang diinginkan.

Fungsi aritmatika yang tersedia dalam kalkulator sederhana ini yakni penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Untuk menggunakan fungsi aritmatika tersebut anda hanya tinggal klik option yang ada pada tab atas kotak nilai dan hasilnya akan langsung ditampilkan di kotak hasil. Berikut bentuk dari aplikasi kalkulator menggunakan delphi:


Bentuk Awal Ketika Aplikasi Dijalankan



Gambar Aplikasi Memroses Data

Keterangan Kode Programnya sebagai berikut:

Komponen Yang digunakan:

PN: TPanel;
jumlah: TRadioButton;
Kurang: TRadioButton;
kali: TRadioButton;
bagi: TRadioButton;
Ed_nil1: TEdit;
Ed_nil2: TEdit;
Ed_hasil: TEdit;
Label1: TLabel;
Label2: TLabel;
Label3: TLabel;
Image1: TImage;

var //inisialisasi data
Form1: TForm1;
a, b , c : real; //nilai yang tertera pada data a, b, c adalah real.

procedure TForm1.jumlahClick(Sender: TObject); //klik dua kali pada radiobutton penjumlahan
begin
a:=strtofloat(ed_nil1.Text); //mengubah string ke float pada kotak nilai 1
b:=strtofloat(ed_nil2.Text); //mengubah string ke float pada kotak nilai 2
c:= a+b; //Algoritma penjumlahan
ed_hasil.Text:=floattostr(c); //mengubah integer ke string pada kotak Hasil
end;

List program selanjutnya adalah pengurangan, perkalian dan pembagian hampir sama dengan penjumlahan. Hanya operasi aritmatika c:= a+b harus diganti sesuai dengan option yang dipilih seperti c:= a-b, c:= a*b, c:= a/b.


Downnload aplikasi kalkulator klik disini

Download source code lengkap klik disini

Jika anda masuk pada linkbuck, klik tulisan Skip This Ad di pojok kanan atas.

Sabtu, 13 November 2010

Bilangan Hexadesimal

Bilangan heksadesimal, sering disingkat dengan hex, adalah bilangan dengan basis 1610, dan mempunyai 16 simbol yang berbeda, yaitu 0 sampai dengan 15. Bilangan yang lebih besar dari 1510 memerlukan lebih dari satu digit hex. Kolom heksadesimal menunjukkan eksponen dengan basis 16, yaitu 16^0 = 1, 16^1 = 16, 16^2 = 256, dan seterusnya.

Sebagai contoh :
152B16

= (1 x 16^3) + (5 x 16^2) + (2 x 16^1) + (11 x 16^0)
= 1 x 4096 + 5 x 256 + 2 x 16 + 11 x 1
= 4096 + 1280 + 32 + 11
= 541910


Sebaliknya, untuk mengubah bilangan desimal menjadi bilangan heksadesimal, dapat dilakukan dengan cara membagi bilangan desimal tersebut dengan 16. Sebagai contoh, untuk mengubah bilangan 340810 menjadi bilangan heksadesimal, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

3409/16 = 213, sisa 110 = 116, LSB
213/16 = 13, sisa 510 = 516
13/16 = 0, sisa 1310 = D16, MSB
Sehingga, 340910 = D5116.



Bilangan Hexsadesimal dan Biner

Setiap digit pada bilangan heksadesimal dapat disajikan dengan empat buah bit. Untuk mengubah bilangan heksadesimal menjadi bilangan biner, setiap digit dari bilangan heksadesimal diubah secara terpisah ke dalam empat bit bilangan biner. Sebagai contoh, 2A5C16 dapat diubah ke bilangan biner sebagai berikut.

216 = 0010, MSB
A16 = 1010
516 = 0101
C16 = 1100, LSB


Sehingga, bilangan heksadesimal 2A5C akan diubah menjaid bilngan biner 0010 1010 0101 1100. Sebaliknya, bilangan biner dapat diubah menjadi bilangan heksadesimal dengan cara mengelompokkan setiap empat digit dari bilangan biner tersebut dimulai dari sigit paling kanan. Sebagai contoh, 01001111010111002 dapat dikelompokkan menjadi 0100 1111 0101 1110. Sehingga:

01002 = 416, MSB
11112 = F16
01012 = 516
11102 = E16, LSB
Dengan demikian, bilangan 01001111010111002 = 4F5E16.


Jumat, 12 November 2010

Luas Lingkaran Dengan Delphi

Aplikasi delphi kali ini membuat sebuah aplikasi sederhana meghitung luas lingkaran dan keliling dengan nilai phi sebesar 3,14. Nilai jari-jari adalah harus diisi dengan format angka. Karena inti dari penghitungan dalam lingkaran adalah jari-jari. Jika ingin mengetahui luas lingkaran dengan nilai jari-jari yang telah di inputkan klik tombol LUAS, jika ingin menghitung keliling klik tombol KELILING.

Berikut screenshot aplikasi yang telah saya buat:


Untuk Menghitung Luas Lingkaran


Menghitung Keliling Lingkaran
Download aplikasi menghitung luas dan keliling Lingkaran disini, klik Skip This Add di kanan atas.

Download source code aplikasi luas dan keliling lingkaran klik disini, jika muncul iklan klik Skip This Ad dikana atas.

Kamis, 11 November 2010

Bilangan Oktal

Bilangan Oktal adalah sistem bilangan yang berbasis 8 dan mempunyai delapan simbol bilangan yang berbeda : 0,1,2,….,7. Teknik pembagian yang berurutan dapat digunakan untuk mengubah bilangan desimal menjadi bilangan oktal. Bilangan desimal yang akan diubah secara berturut-turut dibagi dengan 8 dan sisa pembagiannya harus selalu dicatat. Sebagai contoh, untuk mengubah bilangan 581910 ke oktal, langkah-langkahnya adalah :

5819/8 = 727, sisa 3, LSB
727/8 = 90, sisa 7
90/8 = 11, sisa 2
11/8 = 1, sisa 3
1/8 = 0, sisa 1, MSB
Sehingga 581910 = 132738


Bilangan Oktal dan Biner

Setiap digit pada bilangan oktal dapat disajikan dengan 3 digit bilangan biner, lihat Tabel 1.5. Untuk mengubah bilangan oktal ke bilangan biner, setiap digit oktal diubah secara terpisah. Sebagai contoh, 35278 akan diubah sebagai berikut:

38 = 0112, MSB
58 = 1012
28 = 0102
78 = 1112, LSB


Sehingga bilangan oktal 3527 sama dengan bilangan 011 101 010 111. Sebaliknya, pengubahan dari bilangan biner ke bilangan oktal dilakukan dengan mengelompokkan setiap tiga digit biner dimulai dari digit paling kanan, LSB. Kemudian, setiap kelompok diubah secara terpisah ke dalam bilangan oktal. Sebagai contoh, bilangan 111100110012 akan dikelompokkan menjadi 11 110 011 001, sehingga.

112 = 38, MSB
1102 = 68
0112 = 38
0012 = 18, LSB


Jadi, bilangan biner 11110011001 apabila diubah menjadi bilangan oktal akan diperoleh 36318.

Selasa, 09 November 2010

Sistem Bilangan Desimal Dan Biner

Dalam sistem bilangan desimal, nilai yang terdapat pada kolom ketiga pada Tabel, yaitu A, disebut satuan, kolom kedua yaitu B disebut puluhan, C disebut ratusan, dan seterusnya. Kolom A, B, C menunjukkan kenaikan pada eksponen dengan basis 10 yaitu 10^0 = 1, 10^1 = 10, 10^2 = 100. Dengan cara yang sama, setiap kolom pada sistem bilangan biner, yaitu sistem bilangan dengan basis, menunjukkan eksponen dengan basis 2, yaitu 2^0 = 1, 2^1 = 2, 2^2 = 4, dan seterusnya.

Setiap digit biner disebut bit; bit paling kanan disebut least significant bit (LSB), dan bit paling kiri disebut most significant bit (MSB).

Untuk membedakan bilangan pada sistem yang berbeda digunakan subskrip. Sebagai contoh 910 menyatakan bilangan sembilan pada sistem bilangan desimal, dan 011012 menunjukkan bilangan biner 01101. Subskrip tersebut sering diabaikan jika sistem bilangan yang dipakai sudah jelas.


Konversi Desimal ke Biner

Cara untuk mengubah bilangan desimal ke biner adalah dengan pembagian. Bilangan desimal yang akan diubah secara berturut-turut dibagi 2, dengan memperhatikan sisa pembagiannya. Sisa pembagian akan bernilai 0 atau 1, yang akan membentuk bilangan biner dengan sisa yang terakhir menunjukkan MSBnya. Sebagai contoh, untuk mengubah 5210 menjadi bilangan biner, diperlukan langkah-langkah berikut :

52/2 = 26 sisa 0, LSB
26/2 = 13 sisa 0
13/2 = 6 sisa 1
6/2 = 3 sisa 0
3/2 = 1 sisa 1
1/2 = 0 sisa 1, MSB

Sehingga bilangan desimal 5210 akan diubah menjadi bilangan biner 110100.

Jumat, 05 November 2010

Flip-Flop RS

Flip-flop adalah nama lain bagi multivibrator bistabil, yakni multivibrator yang keluarnya adalah suatu tegangan rendah atau tinggi 0 atau 1. Keluaran ini tetap rendah atau tinggi, untuk mengubahnya, rangkaian yang bersangkutan harus didrive oleh suatu masukan yang disebut (trigger). Sampai datangnya pemicu, tegangan keluaran tetap rendah atau tinggi untuk selang waktu yang tak terbatas.

Tabel Masukan/Keluaran
Kondisi masukan yang kedua adalah RS = 01 berarti bahwa suatu pemicu diterapkan pada masukan S. Seperti kita ketahui, hal ini mengeset flip-flop dan menghasilkan keluaran y bernilai 1. Kondisi masukan yang ketiga adalahRS = 10 ini menyatakan bahwa suatu pemicu diterapkan pada masukan R. Keluaran y yang dihasilkan adalah 1. Kondisi masukan RS = 11 merupakan masukan terlarang. Kondisi ini berarti menerapkan suatu pemicu pada kedua masukan S dan R pada saat yang sama. Hal ini merupakan suatu pertentangan karena mengandung pengertian bahwa kita berupaya untuk memperoleh keluaran y yang secara serentak sama dengan 1 dan sama dengan 0. Gambar rangkaiannya adalah sebagai berikut:


Konsep Flip-flop RS yang harus diingat adalah sbb:

=> R dan S keduanya rendah berarti keluaran y tetap berada pada keadaan terakhirnya secara tak terbatas akibat adanya aksi penggrendelan internal.

=> Masukan S yang tinggi mengeset keluaran y ke 1, kecuali jika keluaran ini memang telah berada pada keadaan tinggi. Dalam hal ini keluaran tidak berubah, walaupun masukan S kembali ke keadaan rendah.

=> Masukan R yang tinggi mereset keluaran y ke 0, kecuali jika keluaran ini memang telah rendah. Keluaran y selanjutnya tetap pada keadaan rendah, walaupun masukan R kembali ke keadaan rendah.

=> Memberikan R dan S keduanya tinggi pada saat yang sama adalah terlarang karena merupakan pertentangan (Kondisi ini mengakibatkan masalah pacu).

Rabu, 03 November 2010

Kurva Karakteristik Dioda

Hubungan antara besarnya arus yang mengalir melalui dioda dengan tegangan VA-K dapat dilihat pada kurva karakteristik dioda. Pada gambar ditunjukkan dua macam kurva, yakni dioda germanium (Ge) dan dioda silikon (Si). Pada saat dioda diberi bias maju, yakni bila VA-K positip, maka arus ID akan naik dengan cepat setelah VA-K mencapai tegangan cut-in (Vteta). Tegangan cut-in (Vteta) ini kira-kira sebesar 0.2 Volt untuk dioda germanium dan 0.6 Volt untuk dioda silikon. Dengan pemberian tegangan baterai sebesar ini, maka potensial penghalang (barrier potential) pada persambungan akan teratasi, sehingga arus dioda mulai mengalir dengan cepat.


Bagian kiri bawah dari grafik pada gambar tersebut merupakan kurva karakteristik dioda saat mendapatkan bias mundur. Disini juga terdapat dua kurva, yaitu untuk dioda germanium dan silikon. Besarnya arus jenuh mundur (reverse saturation current) Is untuk dioda germanium adalah dalam orde mikro amper dalam contoh ini adalah 1 uA. Sedangkan untuk dioda silikon Is adalah dalam orde nano amper dalam hal ini adalah 10 nA. Apabila tegangan VA-K yang berpolaritas negatip tersebut dinaikkan terus, maka suatu saat akan mencapai tegangan patah (break-down) dimana arus Is akan naik dengan tiba-tiba. Pada saat mencapai tegangan break-down ini, pembawa minoritas dipercepat hingga mencapai kecepatan yang cukup tinggi untuk mengeluarkan elektron valensi dari atom. Kemudian elektron ini juga dipercepat untuk membebaskan yang lainnya sehingga arusnya semakin besar. Pada dioda biasa pencapaian tegangan break-down ini selalu dihindari karena dioda bisa rusak.

Selasa, 02 November 2010

Dioda Penyearah Setengah Gelombang

Dioda semikonduktor banyak digunakan sebagai penyearah. Penyearah yang paling sederhana adalah penyearah setengah gelombang, yaitu yang terdiri dari sebuah dioda. Melihat dari namanya, maka hanya setengah gelombang saja yang akan disearahkan. Gambar dibawah menunjukkan rangkaian penyearah setengah gelombang. Rangkaian penyearah setengah gelombang mendapat masukan dari skunder trafo yang berupa sinyal ac berbentuk sinus, vi = Vm Sin wt . Dari persamaan tersebut, Vm merupakan tegangan puncak atau tegangan maksimum. Harga Vm ini hanya bisa diukur dengan CRO yakni dengan melihat langsung pada gelombangnya. Sedangkan pada umumnya harga yang tercantum pada skunder trafo adalah tegangan efektif. Hubungan antara tegangan puncap Vm dengan tegangan efektif (Veff) atau tegangan rms (Vrms) adalah:

Vreff=Vrms=0.707*Vm


Tegangan (arus) efektif atau rms (root-mean-square) adalah tegangan (arus) yang terukur oleh voltmeter (amper-meter). Karena harga Vm pada umumnya jauh lebih besar dari pada Vteta (tegangan cut-in dioda), maka pada pembahasan penyearah ini Vteta diabaikan. Prinsip kerja penyearah setengah gelombang adalah bahwa pada saat sinyal input berupa siklus positip maka dioda mendapat bias maju sehingga arus (i) mengalir ke beban (RL), dan sebaliknya bila sinyal input berupa siklus negatip maka dioda mendapat bias mundur sehingga tidak mengalir arus.
Rangkaian Setengah Gelombang
Tegangan Masukan
Tegangan Keluaran

Senin, 01 November 2010

Bias Maju (Foward Bias)

Apabila tegangan positip baterai dihubungkan ke terminal Anoda (A) dan negatipnya ke terminal katoda (K), maka dioda tersebut mendapatkan bias maju (foward bias). Dengan demikian VA-K adalah positip atau VA-K > 0. Gambar di bawah menunjukan dioda diberi bias maju. Dengan pemberian polaritas tegangan seperti pada Gambar, yakni VA-K positip, maka pembawa mayoritas dari bahan tipe p (hole) akan tertarik oleh kutup negatip baterai melewati persambungan dan berkombinasi dengan elektron (pembawa mayoritas bahan tipe n). Demikian juga elektronnya akan tertarik oleh kutup positip baterai untuk melewati persambungan. Oleh karena itu daerah pengosongan terlihat semakin menyempit pada saat dioda diberi bias maju. Dan arus dioda yang disebabkan oleh pembawa mayoritas akan mengalir, yaitu ID.


Sedangkan pembawa minoritas dari bahan tipe p (elektron) dan dari bahan tipe n (hole) akan berkombinasi dan menghasilkan Is. Arah Is dan ID adalah berlawanan. Namun karena Is jauh lebih kecil dari pada ID, maka secara praktis besarnya arus yang mengalir pada dioda ditentukan oleh ID.

Recent Post